Oleh: Dewan Asatidz PesantrenVirtual.Com
Nisfu artinya pertengahan, maka malam Nisfu
Sya'ban artinya malam pertengahan bulan Sya'ban. Kalau dirujuk kepada kalender
Hijriyah, maka malam itu jatuh pada tanggal 14 Sya'ban karena pergantian
tanggal sesuai penanggalan Hilaliyah atau yang meggunakan patokan rembulan
adalah saat matahari terbenam atau malam tiba.
Seputar malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui:
Pertama adalah tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis-hadist tersebut adalah sbb:
1. Dari Muaz bin Jabal ra, Rasulullah
saw bersabda:”Ketika datang malam nisfu Sya’ban, Allah memperhatikan semua
hambaNya, lalu Allah memberikan ampunan kepada orang-orang beriman kecuali
mereka menyekutukan Allah dan bermusuhan”. Hadist riwayaThabrani dan
Ibnu Hibban dalam kitan sahihnya. Beberapa riwayat Hadist ini banyak disahihkan
para ulama.
وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه عن النبي صلى
الله عليه وسلم قال يطلع الله إلى جميع خلقه ليلة النصف من
شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن. رواه الطبراني وابن
حبان في صحيحه
2. Dari A'isyah ra: "Suatu malam
Rasulullah saw salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka
bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau
dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata:
"Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab:
"Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka
Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau
bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah
yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban,
Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta
ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan
menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya
hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
3. Hadist Ali ra, Rasulullah saw bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).
Sebagian Ulama berpendapat bahwa hadis lemah
dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis
tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan
kautamaan bulan Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban
jelas mempunyai keuatamaan dibandingkan dengan malam-malam lainnya.
Ulama Tabiin Atha’ bin Yassar berkata: Tidak
ada malam yang lebih utama setelah malam Lailatul Qadar kecuali malam Nisfu
Sya’ban. Pada malam itu Allah swt turun ke langit dunia lalu menebarkan ampunan
kecuali kepada orang menyekutukan Allah dan bermusuhan”.
Imam Syafii diriwayatkan berkata:”Sampai
kepadaku bahwa do’a dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jum’at, malam dua
hari raya, awal Rajab dan malam nisfu Sya’ban”.
Ibnu Taymiyah diriwayatkan berkata: “Malam
nisfu Sya’ban di dalamnya terdsapat keutamaan, orang-orang salaf ada yang
menghidupkannya dengan ibadah, tetapi kumpul-kumpul untuk menghidupkannya
merupakan bid’ah”.
Kedua: bagaimana merayakan malam Nisfu
Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa,
namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw, yaitu dengan secara
sendiri-sendiri. Puasa pada tiga hari di pertengahan bulan selalu disunnahkan.
Begitu juga pada malam ini hendaknya menjauhkan diri dari maksiat dan
tindakan-tindakan yang tidak ada manfaatnya, seperti hura-hura dan pesta.
Meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan
berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah saw tidak
pernah melakukannya. Apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu
Salat Malam Nisfu Sya'ban atau disebut juga sholat Raghaib sebanyak 100 rakaat,
ini tidak ada landasannya dan termasuk bid'ah. Imam Nawawi dalam kitab Majmuk
mencela amalam ini.
Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk
malam nisfu Sya'ban, namun cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang
pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam
Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an,
berdo'a dan amal-amal salih lainnya.
Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini
sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.
Ketiga: Hadist tentang keutamaan malam Nisfu
Sya’ban meskipun sebagian dihukumi sahih oleh para ulama, namun masih banyak
yang menjadi pertentangan (khilafiyah) para ulama, terutama masalah
sahih dan dlaifnya. Ini yang terkadang menyebabkan diantara kita saling
mencela. Perbuatan itu tentu tidak ada manfaatnya sama sekali dan sangat
merugikan umat Islam sendiri. Maka sebaiknya mari saling menghargai dan
menghormati. Mereka yang meyakini kesahihan hadist Nisfu Sya’ban silahkan
mengamalkan dengan menghidupkan malam tersebut dengan berbagai ibadah yang
diajarkan Rasulullah saw.
Wallahu a’lam bissowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar