Sunan
Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang Walisongo, yang
dianggap sebagai yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan
merupakan wali senior diantara para Walisongo lainnya. Makamnya terdapat di
desa Gapura, kota Gresik, Jawa Timur.
Menurut legenda rakyat, dikatakan
bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia. Maulana Malik Ibrahim Ibrahim
dan Maulana Ishaq disebutkan sebagai anak dari Maulana Jumadil Kubro, atau
Syekh Jumadil Qubro. Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya bersama-sama datang
ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah; Syekh Jumadil Qubro tetap di pulau
Jawa, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, Vietnam Selatan dan adiknya Maulana
Ishak mengislamkan Samudera Pasai.
Maulana
Malik Ibrahim dianggap merupakan keturunan Rasulullah SAW melalui jalur
keturunan :
Husain bin Ali--Ali Zainal
Abidin--Muhammad al-Baqir--Ja’far ash-Shadiq--Ali al-Uraidhi--Muhammad al-Naqib--Isa
ar-Rumi--Ahmad al-Muhajir—Ubaidullah--Alwi Awwal--Muhammad Sahibus
Saumiah--Alwi ats-Tsani--Ali Khali’ Qasam--Muhammad Shahib Mirbath--Alwi Ammi
al-Faqih--Abdul Malik (Ahmad Khan)--Abdullah (al-Azhamat) Khan--Ahmad Syah
Jalal--Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar)--Maulana Malik Ibrahim.
Selain makam Maulana Malik Ibrahim
(Sunan Gresik), di sudut komplek makam ini terdapat pula makam Syekh Maulana
Ishaq (ayah Sunan Giri) dan makam Syekh Maulana Makhrubi.
Maulana Malik Ibrahim disebutkan
bermukim di Champa (dalam legenda disebut sebagai negeri Chermain atau Cermin)
selama tiga belas tahun. Ia menikahi putri raja yang memberinya dua putra,
yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri.
Setelah cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, ia hijrah ke pulau Jawa
dan meninggalkan keluarganya. Setelah dewasa, kedua anaknya mengikuti jejaknya
menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Daerah yang dituju Sunan Gresik
pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan
Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan
agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di
desa Pasucinan, Manyar.
Pertama-tama yang dilakukannya ialah
mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa
diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara
tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya
memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat
keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.
Sebagaimana yang dilakukan para wali
awal lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah
berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan
desa Roomo, Manyar.
Perdagangan membuatnya dapat
berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat
pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli,
pemilik kapal atau pemodal.
Setelah
cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan
ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam
tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di
pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa
Gapura.
Maulana Malik Ibrahim dalam cerita
rakyat terkadang juga disebut dengan nama Kakek Bantal. Ia mengajarkan
cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah, dan berhasil dalam
misinya mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah
dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.
Selain itu, ia juga sering mengobati
masyarakat sekitar tanpa biaya. Sebagai tabib, diceritakan bahwa ia pernah
diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa. Besar kemungkinan
permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.
Setelah
selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419
Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di desa Gapura Wetan,
Gresik, Jawa Timur. Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama
Jalan Malik Ibrahim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar