Rabu, 10 Juli 2013

Wali Songo Bagian VIII : Sunan Giri



Sunan Giri adalah salah satu walisongo yang lahir di Blambangan pada tahun 1442. Sunan Giri adalah anak dari Maulana Ishaq yang menikah dengan Dewi Sekardadu, putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit. Namun karena kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut, maka Dewi Sekardadu dipaksa untuk membuang anaknya, kemudian ia menghanyutkannya ke laut.
Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) dan dibawa ke Gresik lalu diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik kapal, Nyai Gede Pinatih. Kemudian bayi tersebut dinamakan Joko Samudra karena ditemukan di laut.

Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudra dibawa ibunya ke Surabaya untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Lalu beliau dipanggil dengan nama Raden Rahmat. Selanjutnya Sunan Ampel memberinya nama 'Ainul Yakin karena sesuatu hal istimewa yang dimiliki oleh Raden Rahmat ini.

Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari Sunan Giri. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudra. Di sinilah baru diketahui bahwa Joko Samudra ternyata bernama Raden Paku.

Sunan Giri merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan :
Husain bin Ali--Ali Zainal Abidin--Muhammad al-Baqir--Ja'far ash-Shadiq--Ali al-Uraidhi--Muhammad al-Naqib--Isa ar-Rummi--Ahmad al-Muhajir-Ubaidullah--Alwi Awwal--Muhammad Sahibus Saumiah--Alwi ats-Tsani--Ali Khali' Qasam--Muhammad Shahib Mirbath--Alwi Ammi al-Faqih--Abdul Malik (Ahmad Khan)--Abdullah (al-Azhamat) Khan--Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan)--Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar)--Maulana Ishaq--'Ainul Yaqin (Sunan Giri)

Makam Sunan Giri sendiri berada di dalam pendopo ini. Pintu masuk makam dibuat rendah sehingga pengunjung harus merunduk agar tidak terbentur. Hal ini disengaja sebagai penghormatan kepada Sunan Giri.

Setelah tiga tahun berguru kepada Maulana Ishaq, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden 'Ainul Yaqin kembali ke Jawa.
Maulana Ishaq menyuruh Raden Paku mendirikan pesantren di Gresik. Pesantren tersebut bernama Giri Kedaton dan terletak di Bukit Giri. Giri sendiri berarti Gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.

Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pesantren Giri terus berkembang berkembang pengaruhnya hingga akhirnya menjadi kerajaan kecil yang disebut Kerajaan Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi. Beliau kemudian diangkat sebagai pemimpin pemerintahan Islam di Jawa dan bergelar Prabu Satmata atau Sunan Giri I. Nama beliau yang lain adalah Sultan Abdul Faqih. Kerajaan Giri Kedaton akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.

Sunan Giri menciptakan beberapa kesenian, diantaranya adalah permainan anak Jelungan, Lir - Ilir dan Cublak - Cublak Suweng, serta beberapa gending seperti Asmaradana dan Pucung.

Sunan Giri wafat pada tahun 1506 Masehi dan dimakamkan di Desa Giri, kebomas, Gresik.


Mesjid Sunan Giri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar